Penumpang : Tali, engkau ingin bawa aku ke mana?
Tali : Ke mana-mana saja. Nanti bila sudah sampai ke destinasi yang tepat, aku akan
mengikatmu supaya kamu tidak boleh lari.
Penumpang : Kamu pula tasik?
Tasik : Aku akan alirkan dirimu ke mana-mana saja. Cuma sebagai langkah berjaga-jaga,
persiapankanlah dirimu dengan kemahiran renang, agar nanti kamu tidak lemas dalam
tasik yang berskala dalam.
Penumpang : Arghhh, aku rasa kehidupanku makin mencabar! (Monolog dalaman).
Langit : Penumpang, jika kamu ingin berada tinggi sepertiku, kamu perlu ada ilmu dan
pengalaman dalam perjalananmu. Segenap ilmu dan pengalaman yang boleh melonjakkanmu.
Biarlah nanti di tengahnya ada seteru, kamu perlu gagahkan juga perjalananmu. Jangan
berhenti. Juga jangan dilupa pandanganmu ke bawah apabila kamu sudah berada di atas.
Ingat pesanku!
Pepohon : Ya, benar. Aku juga optimis dengan pandangan langit. Aku akan melambai-lambai bahagia
kepadamu penumpang apabila nanti kamu sudah berjaya melangkah tinggi. Aku doakan kamu
jadi seperti resmi padi. Semakin berisi, semakin tunduk. Semakin berada pada
kedudukan tinggi, semakin menabur bakti.
Angin menyapa wajah penumpang seia sekata bersetuju dengan tali, tasik, langit dan pepohon.
Penumpang : Terima kasih tali, tasik, langit dan pepohon. Pesanan kalian mengingatkanku firman-
Nya tentang rezeki yang tidak pernah putus (Surah at-Talaq: 2-3), destinasi yang
diberkati (Surah al-Mukminun: 29), kasih Tuhan kepada orang yang rendah hati (Surah
al-Furqan: 63) dan sabda kekasih-Nya tentang sebaik-baik manusia, merupakan manusia
yang memberikan manfaat kepada manusia lain. Moga kalimah-kalimah agung ini menjadi
penguat perjalanan hidupku. Ya Allah, bantu aku sepanjang perjalanan untuk sampai
kepada-Mu…