I
Hari ini aku menyambut hari pahlawan
Ingatanku melayang, mencari wajah Bapak
Lalu kuheret langkah pulang
Untuk menemui Bapak
II
Aku temui Bapak
Berdiri di laman sepi
Merenungi rumah yang baharu ditukangi
Untuk yang kesekian kalinya
Kemarin ribut melanda
Rumah kami tua dan rapuh
Hampir terlungkup menyembah bumi
III
Kurenungi Bapak
Wajah renta berbaju lelah
Mengharungi lambungan samudera kehidupan
Untuk melindungi anak-anaknya
Berdetik di hati
Rasa bersyukurkah yang dia pinta?
Rasa berterima kasihkah yang dia pinta?
Atas segala pengorbanannya?
Tanda tanyaku itu dijawab dengan senyuman lembut
Dan sentuhan kecil di hujung jariku
Dengan jemarinya yang kurus kematu
Perasaanku disentuh sendu
Lalu kubisik dengan suara lembut buatnya
“Selamat Hari Pahlawan, Bapak!”
IV
Dia terpana
Tersenyum menyindir
“Bapak bukan wira
Bapak tua
Bapak nyanyuk
Malah mereka berkata
Bapak ini gila kuasa!”
V
Rusuh melanggar jiwaku
Aku faham luka di hatinya
Ketika harga dirinya disepak
Ditendang
Diterjah dan diterajang
Malah maruahnya pernah ditelanjangi
Dan aku, anak pahlawan tua itu
Hanya mampu menjadi saksi bisu
Yang berpaling, mencari-cari alasan
Tidak berani melihat
Atau bersuara membantu
VI
Maafkan aku, Bapak
Aku anakmu yang gagal
Aku gagal mewarisi keberanian juangmu
Teguh jiwamu
Kental semangatmu
Benar sekali sindiranmu
Aku ini mudah lupa!
VII
Dalam senyum bangga, dia menyentuh ubun-ubunku
“Jangan berkata begitu, anakku
Berjuanglah dengan caramu!
Kerana perjuangan ini tidak akan pernah selesai”
VIII
Kurenung lagi dia
Aku melihat ketuaannya
Dan hamparan khilaf seta kelemahan silamnya
Dia juga manusia
Tidak pernah sempurna
Sama seperti diriku
Sama seperti kita
IX
Megah aku berasa
Berdiri di sisinya
Aku ini anaknya
Di mata hatiku dialah adiwira
Tubuh tua itu walaupun lemah
Tetapi masih kekar
Melindungi rumah kami
Yang hampir goyah dan nyaris rebah
Diterjah kencangnya angin perubahan.