aku tiba-tiba teringat pada seorang wanita
berdiri di tepi beranda rumah tua
seorang diri melempar pandang ke hujung senja
seakan merenung masa depannya atau
menanti-nanti ketibaan wira yang dirinduinya,
sedang aku sering menyebut namanya pada celah-celah tabir
sesekali diselak deru semilir manja
sedih melihat redup mata tua wajah bundarnya
ah, kepingin aku bertanya kepadanya, siapakah gerangan
yang ditunggunya tika malam hampir menutup suria
sedang pada matanya sarat dengan air mata
serta wajahnya sesuram temaram senja,
aku hanya mampu merenung dan membilang masa
akan bertemukah wanita itu dengan wira yang dinantinya
atau penantiannya itu terusan tanpa penghujungnya?
dari kejauhan ini, sayu dan senduku berpadu
mencanak gunung rindu.
Zaidin Abadi
SWADAYA, Alor Setar, Kedah.